SELUK BELUK MENULIS, CARA MEMBUAT CERPEN, NOVEL, BUKU ILMIAH, BUKU POPULER, ARTIKEL, PROPOSAL, LAPORAN, KARYA ILMIAH, TESIS, LEAFLET, JUKNIS, NEWS LETTER, JURNAL, SKENARIO, TULISAN DI BLOG, KIAT MENJADI PENULIS SUKSES

KIAT MENJADI PENULIS SUKSES

“ Menulis itu mudah, Bang “ kata Heru Susanto, teman satu sekolah. Kini dia sudah menjadi penulis terkenal. Lebih dari 30 judul buku telah ditulisnya.. “ Tinggal duduk, dalam satu atau dua menit sudah terangkai beberapa buah kalimat. Dalam seminggu, sudah bisa membuat beberapa bab. Dan dalam sebulan, sudah bisa menyelesaikan sebuah naskah “ sambungnya.


“ Itu menutut kamu, Her “ kilah saya. “ Tapi menurut saya beda. Jangankan menulis buku, membuat laporan saja susah “ sambung saya.


“ Kenapa beda ? Lalu, dimana bedanya ? tanyanya. Kita berasal dari sekolah yang sama, dan kita diajar oleh guru yang sama. Saya makan nasi, Bang Usni makan nasi. Saya menghirup oksigen, Bang Usni juga menghirup olsigen. Jadi antara Bang Usni dan saya tidak ada bedanya “ tegasnya. “ Pokoknya Bang Usni pasti bisa menulis “


“ Yang benar, Her ? tanya saya.

“ Ya. Benar dong, Bang. Masa saya bohong “

“ Caranya ? tanya saya.


Dia tersenyum, lalu membawa saya ke tempat yang agak sepi, menjauhi teman-teman lain yang sedang asyik melepas kerinduan, setelah sekian lama tidak bertemu. Segera dia menceritakan latar belakangnya hingga dia terjun dalam penulisan buku. Dia menceritakan pula tentang perjuangannya hingga bisa menembus penerbit. Yang paling terkesan adalah kiatnya hingga menjadi penulis terkenal.


Beberapa bulan kemudian, saya mencoba membuat sebuah artikel. Kebetulan dosen mata kuliah Teknik Penulisan yang memintanya. Prinsip penulisan saya terapkan sesuai dengan saran Heru Susanto. Setelah saya serahkan, dosen itu menilai artikel saya sangat baik dan dia menyarankan untuk mengirimkan ke buah majalah. Beberapa minggu kemudian, artikel itu terpampang dalam majalah itu. Saya puas sekali.


Sejak saat itu, saya rajin membuat artikel. Artikel-artikel itu tidak hanya dikirim ke majalah itu, tetapi dikirim ke sebuah harian terkenal. Karena dinilai layak, maka artikel itu dimuat dalam harian itu. Bukan hanya puas saat itu, tetapi saya beruntung, karena honor sebuah artikel cukup tinggi, cukup untuk belanja beberapa hari. Selain itu, saya juga dihargai oleh teman-tema se kantor.


Karena tidak puas, saya mencoba membuat naskah buku. Rasa tidak puas, penghargaan, dan uang telah menjadi motivasi. Prinsip-prinsip penulisan saya terapkan naskah itu. Beberapa buah buku karya Heru Susanto menjadi referensi. Naskah itu selesai dalam setahun dan langsung saya tawarkan kepada beberapa penerbit. Namun tak satupun penerbit yang meliriknya. Mungkin naskah itu belum layak untuk diterbitkan.


Tahun berikutnya, saya membuat naskah lain. Tak hanya prinsip-prinsip penulisan yang diterapkan dalam naskah itu, tetapi juga prinsip-prinsip bisnisnya. Itu saran Heru Susanto yang tidak diterapkan dalam naskah pertama. Hasilnya sungguh luar biasa. Penebar Swadaya, salah satu penerbit di Jakarta bersedia menerbitkannya. Bahkan penerbit itu bersedia pula menerbitkan naskah pertama. Dalam sebulan, dua buah buku terbit.


Sejak saat itu, kepala saya dipenuhi dengan konsep-konsep tulisan. Hari-hari terasa singkat dan kegiatan semakin padat. Ditambah lagi dengan pesanan dari penerbit yang meminta saya untuk menulis judul lain. Tentu saja, pesanan itu tidak terpenuhi oleh saya. Dan akhirnya saya meminta bantuan teman, sekaligus saya mengorbitkannya. Bersyukur semua beres. Kini saya akrab dengan Penebar Swadaya. Berkali-kali saya menawarkan judul baru mereka langsung menyambutnya.


Sekarang saya telah menulis delapam buah judul buku dan dua masih dalam proses. Dengan buku-buku itu, saya cukup dikenal di Indonesia, dihargai oleh para pembaca dan saya juga selalu mendapat royalti. Dari royalti itu, saya hidup bahagia dengan keluarga, bisa beli rumah, mobil dan barang lain. Sudah sepuluh tahun saya mendapat royalti. Kini selain menulis buku, saya juga telah menulis sembila buah naskah novel.


Tunggu artikel berikutnya :

- mengetahui bahan - in setting

- menguasai teknik penulisan

- mengenal pembaca

- mengenal pasar

RUANG TERIMA KASIH