SELUK BELUK MENULIS, CARA MEMBUAT CERPEN, NOVEL, BUKU ILMIAH, BUKU POPULER, ARTIKEL, PROPOSAL, LAPORAN, KARYA ILMIAH, TESIS, LEAFLET, JUKNIS, NEWS LETTER, JURNAL, SKENARIO, TULISAN DI BLOG, KIAT MENJADI PENULIS SUKSES

Memilih tema untuk sebuah novel

Memilih tema menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan sebuah novel. Karena membuat novel ibarat memproduksi sebuah barang. Seorang produsen harus mampu melihat dan memprediksi keadaan pasar. Percuma saja memproduksi sebuah barang kalau nantinya barang itu tidak laku dijual. Demikian juga dengan seorang novelis, mereka juga harus jeli melihat keadaan itu, terutama selera konsumen.


Menurutku, konsumen novel masih didominasi oleh kalangan remaja, terutama cewek. Konsumen lainnya adalah ibu rumah tangga muda. Merekalah pasar yang sangat potensial untuk novel. Karena itu, seorang novelis harus membuat novel yang lebih banyak ditujukan kepada mereka. Sealin itu seorang novelis harus jeli melihat dan memprediksi tema apa yang sedang digandrungi atau menjadi trend.


Salah satu cara untuk melihat keadaan pasar adalah dengan mendatangi toko-toko buku, yaitu dengan membaca cuplikan cerita atau dengan membeli salah satu novel best seller. Dengan cara itu, kita bisa melihat tema apa yang sedang trend dan tema apa yang nantinya akan menjadi trend. Selain kita juga bisa melihat bagaimana cara penyajian yang paling baik untuk saat ini dan akan datang.


Ada beberapa tema yang bisa dijadikan patokan atau ukuran untuk kalangan remaja dan ibu rumah tangga muda. Tema utama adalah cinta. Tema ini sangat digandrungi karena kebanyakan dari mereka sedang dilanda cinta. Selain itu tema ini sangat menyentuh perasaan, suka dukanya cinta. Mereka cendrung akan mengikuti pemeran dalam menghadapi dan memecahkan masalah cinta.


Tema lainnya adalah drama rumah tangga. Tema yang didasari dengan cinta ini juga sangat digandrungi mereka. Karena suatu saat mereka akan menghadapi atau bagi ibu rumah tangga muda memang sedang mengalaminya. Sebuah rumah tangga seringkali dilanda berbagai masalah, termasuk masalah ekonomi dan perselingkuhan. Novel yang baik bisa dijadikan sebagai solusi terbaik.


Tema lain yang cukup baik untuk disajikan adalah horor dan komedi. Kedua tema ini digandrungi kalangan remaja juga kalangan lainnya, misalnya remaja pria dan orang tua. Tema ini memang tidak terlalu menyentuh perasaan, tetapi bisa dijadikan sarana hiburan untuk melepas problem kehidupan. Novel-novel yang baik bisa menjadi bahan tertawa ketika mereka sedang melakukan canda.


Selamat memilih tema !

Dari siapa sumber cerita novel dan cerpen diperoleh ?

Siapa saja yang menjadi sumber cerita novel dan cerpen ? Nah, kalau pertanyaan ini meluncur dari Hana, teman Ani. Dia juga termasuk penggemar novel dan pernah membantuku mengoreksi sebuah naskah. Tentu saja, aku juga sudah siap dengan jawaban untuknya.


Kalau aku mengambil bahan cerita untuk novelku dari siapa saja. Termasuk dari diriku sendiri. Karena pada dasarnya kehidupan yang kujalani juga merupakan cerita. Cerita yang bila kujadikan naskah, mungkin lebih dari seratus judul. Cerita ini akan berakhir bila ajal telah menjemputku. Menarik atau tidak cerita itu, tergantung bagaimana aku menyajikannya.


Dimulai dengan masa kecilku. Masa yang penuh kenangan. Siang hari aku bermain lumpur di sawah, mandi di kali yang airnya masih jernih. Sampai di rumah aku dimarahi ibu, karena bajuku kotor dan basah. Malam hari aku mengaji dan sering dimarahi Pak Ustad karena tak bisa membaca Al Qur’an. Semua itu kujadikan bahan ketika aku menceritakan seorang pemeran dalam novelku.


Besar sedikit aku sekolah. Betapa senang hatiku ketika kepala Sekolah Dasar (SD) memberiku hadiah bila aku mendapat nilai seratus. Namun aku sedih ketika aku melihat teman-temanku jajan, karena ibu jarang memberiku uang. Lulus SD, aku masuk SMP. Kesedihan mengikutiku, dimana aku harus berjalan setiap hari sejauh 15 km. Semua itu bisa kujadikan bahan dasar cerita novelku.


Lulus SMP, aku harus tinggal di asrama, karena orang tuaku tak mampu membiayai ke sekolah lain. Aku bisa merasakan bagaimana beratnya berpisah dengan kedua orang tuaku. Betapa bosannya aku harus mematuhi semua peraturan sekolah yang serba kaku dan membosankan. Demikian juga pada saat kuliah, aku juga tinggal di asrama. Apa yang telah kualami bisa kujadikan bahan cerita.


Tapi sekarang aku bahagia. Karena aku sudah bekerja dengan gaji tetap. Hingga aku menikah dan memiliki dua orang anak yang lucu. Dan aku juga bisa punya rumah dan mobil. Tentu saja, masa laluku penuh dengan suka duka dan tawa. Masalah dan konplik datang silih berganti. Namun ternyata aku punya solusi hingga aku bisa hidup sampai sekarang.


Apa yang telah kujalani telah kujadikan bahan cerita novel-novelku. Karena aku yakin semua orang akan menjalani hal serupa. Semua orang pasti menghadapi masalah. Dari masalah itu akan timbul konplik, mulai konplik dalam diri sendiri hingga konplik dengan oarang terdkat. Solusi dan cara mendapatkan solusinya aku tidak jauh berbeda dengan apa yang telah kulakukan. Demikian juga dengan akhirnya, bahagia atau sengsara.


Selain dari diriku sendiri, aku juga sering memperoleh bahan cerita dari orang-orang terdekatku, orang-orang yang setiap hari tak lepas dari pandanganku, yaitu bapak, ibu, kakak dan adikku. Mereka punya masalah. Mereka mengalami konplik. Dan mereka punya solusi. Mereka pernah merasakan kebahagiaan dan kesedihan. Apa yang dialami mereka bisa diceritakan dalam pemeran seperti mereka.


Teman sekolah, teman kuliah, teman se kantor, tetangga, relasi juga sering kujadikan sebagai bahan cerita. Mereka bisa kulihat, kudengar dan kuamati. Mereka punya masalah. Masalah keuangan, masalah keluarga, masalah cinta, masalah karier dan masalah lainnya. Dari masalah itu konplik. Konplik dalam diri dan orang lain, dan konplik itu perlu solusi. Sebuah solusi bisa berakhir dengan kebahagiaan atau kepedihan.


Lalu bagaimana dengan kalian. Kalian juga bisa meniru caraku dengan mengambil bahan cerita dari perjalanan hidup kalian. Karena kalian juga pernah menghadapi masalah, konplik dan menyelesaikannya dengan solusi. Kalian juga bisa mengambil bahan cerita dari orang-orang terdekat, temasn sekolah, teman kuliah, tetangga, teman sekator dan orang lain. Tinggal tergantung bagaimana menggalinya.


Selamat mencoba !

Meggali sumber cerita novel dan cerpen

Menggali sumber cerita sangat penting bagi seorang novelis dan cerpenis. Karena dengan cara itulah mereka bisa menuturkan sebuah cerita secara panjang lebar. Dari situlah mereka bisa mengembangkan dialog setiap pemeran dalam novelnya. Dari situlah mereka bisa menggambarkan tempat dan waktu kejadian. Dan dari situ pula mereka bisa menggambarkan setiap karakter pemeran.


Kalau aku menuturkan cerita tergantung karakter pemeran. Semua karakter pernah aku temui dan kupelajari dalam hidupku. Ketika aku menggambarkan setiap karakter, maka aku harus mengingat orang yang berkarakter sama dengan pemeran. Itulah cara aku menggali sumber cerita. Apa yang akan dilakukan harus sesuai dengan karakter pemeran. Tentu saja agar cerita itu masuk akal.


Sebagai contoh, aku menuturkan seorang penakut yang sedang berjalan di malam hari. Apa yang sedang dilakukan pemeran seolah-olah aku sendiri yang sedang melakukannya. Perasaan takut sudah pasti menghantuiku dan ketika melihat sesuatu, aku akan mengambil langkah seribu. Padahal apa yang terlihat belum tentu hantu. Tentu saja apa yang dilakukan seorang pemberani berbeda dengan penakut tadi.


Membuat dialog juga tergantung dari karakter pemeran. Orang yang cerewet berbeda dialognya dengan orang pendiam. Dialog antara orang cerewet dengan orang yang cerewet bisa sangat panjang. Karena keduanya pandai ngomong dan ada saja bahan yang diomongkan. Sedangkan dialog orang yang pendiam dengan pendiam tidak mungkin panjang. Saat itu aku selalu mengingat orang-orang yang berkarakter seperti itu.


Ketika aku menggambarkan sebuah tempat aku selalu menggali dari tempat-tempat yang pernah kulihat dimasa lalu. Sebagai contoh, kalau aku menggambarkan sebuah sekolah dalam naskahku. Pertama yang kugambarkan adalah sekolahku dulu. Karena keadaan pada sebuah sekolah tidak jauh berbeda dengan sekolah sekarang. Ada koridor, ada ruang kelas, meja belajar, meja guru, kursi dan papan tulis.


Beda lagi bila aku menggambarkan waktu. Aku tidak hanya mengingat masa lalu, tetapi aku juga melihat kenyataan saat ini. Karena keadaan setiap waktu dari dulu sama saja. Kalau siang, keadaan terang, karena matahari selalu menyinari bumi. Kalau malam keadaan gelap, karena matahari telah lenyap. Bisa terang, tetapi tidak seterang siang hari, karena sinar bulan tidak seterang matahari.


Lalu bagaimana dengan kalian. Kalian juga bisa mencontohku. Atau bisa juga mencontoh yang lain Yang pasti masih banyak yang belum aku gambarkan kepada kalian. Kalau aku gambarkan mungkin terlalu banyak. Cara penggalian sumber cerita tergantung kelihaian kalian. Yang jelas cara penuturan dari sebuah penggalian harus bisa dimengerti pembaca dan alur cerita harus masuk akal, agar pembaca tidak bilang, wah itu tidak mungkin.


Selamat mencoba !

Kapan bahan cerita novel dan cerpen diperoleh ?

Kapan bahan cerita bisa diperoleh ? Itu pertanyaan lain dari Ani. Dia nampak ingin mengetahui lebih jauh tentang penulisan novel dan cerpen. Suatu saat nanti, dia ingin menulisnya. Kembali naluriku sebagai seorang penulis muncul dan siap dengan jawaban lain. Aku memang selalu ingin menolong orang lain yang tidak tahu dalam segala hal. Terlebh lagi dengan Ani yang telah mengoreksi naskahku.


Menurutku, bahan cerita novel dan cerpen bisa diperoleh kapan saja. Selama hayat dikandung badan. Selama mata masih bisa memandang. Selama telinga masih bisa mendengar. Selama pikiran masih bisa menerawang.Dan selama dunia ini belum kiamat. Pagi, siang, sore, malam atau apapun istilah orang dalam menyebutkan waktu. Di situlah ada kehidupan sebagai sumber dan inspirasi cerita.


Coba saja kita amati. Dalam menjalani kehidupan, setiap orang, termasuk kita memiliki aktivitas yang sama. Pada malam hari, kita dan kebanyakan orang terlelap tidur. Paginya bangun, shalat, mandi dan sarapan, sebelum beraktivitas rutin. Pada saat melakukan aktivitas itu, tentu saja terkadang mereka disuguhkan dengan masalah dan konplik serta solusi. Nah itu bisa menjadi sumber cerita novel atau cerpen.


Setelah melewati pagi, mereka melakukan aktivitas rutin, tergantung profesinya. Puluhan siswa akan pergi ke sekolah. Ketika di sekolah, mereka pasti menghadapi berbagai masalah. Masalah pelajaran, misalnya tugas yang belum selesai. Masalah dengan teman, termasuk cinta. Masalah dengan guru dan masalah dengan sekolah. Semua masalah bisa menjadi konplik yang membutuhkan solusi. Itu bisa menjadi bahan cerita.


Puluhan karyawan akan pergi ke kantornya masing-masing. Ketika di kantor, mereka pasti menghadapi berbagai masalah. Masalah pekerjaan yang belum selesai. Masalah pekerjaan baru yang dianggap berat. Masalah sesama karyawan, mungkin termasuk cinta. Masalah dengan atasan, relasi dan masalah lain. Semua masalah itu bisa menimbulkan konplik dan membutuhkan solusi. Itu juga bisa menjadi bahan cerita.


Demikian juga dengan orang-orang yang berprofesi lain. Mereka pasti mengalami hal yang serupa, dengan solusi yang berbeda-beda sebagai jalan untuk memecahkan masalah-masalah itu. Semua bisa dijadikan bahan cerita novel atau cerpen. Ani nampak puas dengan jawaban itu. Semoga artikel ini bisa membantu kalian dalam mencari bahan cerita. Yang pasti setiap saat bahan cerita pasti bisa diperoleh.


Selamat mencoba !

Dimana bahan cerita novel dan cerpen diperoleh ?

Darimana bahan cerita novel bisa diperoleh ? Pertanyaan itu meluncur dari mulut Ani, seorang siswa SMU yang gemar membaca novel. Dia pernah menangis gara-gara membaca naskahku. Menurutnya, naskah itu telah membawanya larut dalam kepedihan, seperti yang dialami Andi, pemeran dalam novel itu. Pertanyaan yang sama bisa saja muncul dari kamu sebagai penulis pemula.


Mendengar pertanyaan itu, naluriku sebagai seorang penulis muncul. Sebuah jawaban telah siap untuk menolongnya. Karena pertanyaan yang sama pernah juga terlintas dalam benakku saat aku akan menulis buku pertamaku dan ingin menulis buku-buku lainnya. Tetapi nyatanya, sekarang aku telah sukses menulis delapan buah judul buku teknis, sembilan judul novel dan puluhan cerpen.


Menurutku, bahan cerita untuk novel atau cerpen bisa diperoleh dimana saja, di setiap jengkal tanah di muka bumi ini. Sejauh mata memandang, setajam telinga mendengar dan sejauh angan menerawang, di situlah bahan cerita bisa diperoleh. Karena di tempat-tempat itu menjelma kehidupan manusia, dengan beragam bentuk, karakter. Suku, bangsa, bahasa dan tradisi.


Dimulai dari lingkungan terdekat, yaitu di rumah. Di rumah kita tinggal dengan bapak, ibu, adik, kakak dan anggota keluarga lainnya. Dalam menjalani kehidupan, kita dan mereka masing-masing selalu menghadapi masalah, mulai dari masalah keuangan, karir, cinta dan masalah lainnya. Masalah itu akan memicu konplik, berikut dengan berbagai solusinya, hingga masalah itu berakhir.


Lingkungan terdekat lainnya adalah tetangga. Kalau kita amati, mereka juga menghadapi kehidupan yang serupa, masalah, konplik dan solusi. Bahkan masalah dan konplik yang terjadi bisa lebih luas dan lebih besar lagi, hingga membutuhkan berbagai solusi agar bisa menyelesaikan masalah itu. Demikian pula dengan kehidupan di sekolah, di kampus, di kantor, di pasar dan tempat-tempat lainnya.


Ani nampak puas dengan jawaban itu, meski pertanyaan lain siap meluncur. Semoga kalian juga puas dengan jawaban itu. Tetapi bila tak percaya, cobalah kalian amati sendiri apa yang terjadi di sana. Yang pasti di rumah, di sekitar rumah, di sekolah, di kampus, di kantor dan di tempat-tempat lainnya bisa dijadikan sebagai bahan dan ispirasi cerita dalam cerpen dan novel kalian.


Selamat mencoba !

RUANG TERIMA KASIH