SELUK BELUK MENULIS, CARA MEMBUAT CERPEN, NOVEL, BUKU ILMIAH, BUKU POPULER, ARTIKEL, PROPOSAL, LAPORAN, KARYA ILMIAH, TESIS, LEAFLET, JUKNIS, NEWS LETTER, JURNAL, SKENARIO, TULISAN DI BLOG, KIAT MENJADI PENULIS SUKSES

Apakah menulis itu ?

Menulis adalah membuat hurup, angka, kode dan tanda baca lainnya. Puluhan siswa Sekolah Dasar (SD) yang sedang duduk di bangku kelas, bisa diartikan sedang menulis. Karena mereka sedang mencatat pelajaran dari gurunya. Beberapa orang siswa Taman Kanak Kanak (TK) yang sedang belajar membaca juga bisa diartikan sedang menulis. Karena dalam pelajaran itu, selain harus mengenal setiap hurup, mereka juga harus belajar membuat hurup itu.


Dua orang pembuat batu nisan yang sedang bekerja, bisa diartikan sedang menulis. Karena mereka sedang membuat hurup dan angka. Satu demi satu hurup dan angka itu diukirnya dengan memahat setiap bagian hurup dan angka yang telah diberi tanda sebelumnya. Pemahatan dilakukan dengan hati-hati agar setiap hurup dan angka tersebut terlihat jelas sehingga bisa dibaca dari jauh. Kesalahan sedikit saja bisa berakibat fatal, pemesan bisa menolaknya.


Lima orang wartawan yang sedang meliput sebuah acara kenegaraan, bisa diartikan sedang menulis. Karena mereka sedang mencatat nama-nama, jumlah pejabat negara yang hadir dan setiap peristiwa yang terjadi. Catatan itu akan dijadikan sebagai bahan berita. Ketika sedang mengetik, bisa dikatakan mereka sedang menulis. Karena sedang merangkai kata demi kata agar menjadi sebuah berita yang menarik. Contoh itu menunjukan bahwa wartawan itu telah melukiskan kejadian di depan matanya.


Seorang novelis yang sedang duduk di depan komputer, ternyata bisa juga diartikan sedang menulis. Karena novelis itu sedang membuat cerita. Kata demi kata meluncur dari otaknya. Setiap peran dalam cerita itu dilukiskan dengan rangkaian kata dan sengaja membawa setiap pembaca untuk turut dalam peran itu. Demikian pula dengan tempat kejadian dalam cerita, dilukiskan dengan jelas agar bisa membawa setiap pembaca seolah berada di tempat kejadian itu. Itulah kelihaian novelis.


Kata-kata lainpun reflek muncul dan tersusun hingga menjadi sebuah kalimat yang dapat dimengerti, lalu menjadi paragraf-faragraf dan berlanjut menjadi sub bab dan bab, hingga akhirnya menjadi sebuah cerita menarik. Setiap pembaca dibawanya untuk turut masuk ke alam khayalnya sesuai dengan jalan ceritanya. Cerita lucu bisa membuat pembaca tertawa. Cerita sedih bisa membuat pembaca menangis. Cerita tegang bisa membuat suasana pembaca seperti tegang.


Dari contoh tersebut di atas dapat diambil sebuah kesimpulan, bahwa menulis adalah membuat hurup, angka, kode dan tanda bacalainnya. Namun sumbernya berlainan. Siswa SD dan TK membuat hurup sesuai dengan yang dicontohkan gurunya. Pembuat batu nisan membuat hurup sesuai dengan permintaan pemesan. Wartawan membuat hurup dengan melihat kejadian. Sedangkan novelis membuat hurup tidak melihat contoh, tidak menuruti pemesan, tidak pula melihat kejadian, tetapi novelis itu hanya membuat hurup dengan mengikuti alam khayalnya.


RUANG TERIMA KASIH